Pisang Talas

Pisang Talas

 

Pisang talas yang belum matang

 

 Pisang talas yang sudah matang

Secara tradisional alias sudah turun-temurun, Balangan adalah penghasil pisang. Salah satu jenis pisang yang menjadi hasil bumi khas Balangan adalah pisang talas. Kecamatan Halong yang berada di kaki Pegunungan Meratus adalah wilayah penghasil pisang khas ini.

Sejak dulu Halong adalah penghasil komoditas pisang talas dan bambu bagi kawasan Hulu Sungai (yang sekarang dikenal sebagai kawasan Banua Enam; mencakup enam kabupaten di sisi utara Provinsi Kalimantan Selatan). Saat ini, bambu memang tidak biasa lagi dijajakan di pasar tradisional. Sedangkan pisang talas—dan pisang-pisang jenis lain—bisa dengan mudah dijumpai di setiap pasar tradisional.

Pisang talas memiliki beberapa karakteristik yang membuatnya sangat digemari masyarakat. Inilah yang membuat pisang ini menjadi komoditas bernilai ekonomi tinggi. Salah satunya, pisang talas adalah pisang serbaguna: sedap untuk dimakan langsung; segar buat pencok (rujak Banjar), yaitu waktu pisang masih mengkal; lezat untuk dibuat aneka macam penganan/kue—termasuk kolak. Khusus untuk olahan kue, rasa pisang talas justru semakin enak ketika sudah dingin. Hal ini disebabkan adanya kandungan zat tertentu (semacam ‘minyak’) yang keluar dari pisang talas hanya ketika pisang ini telah dingin setelah melalui proses pemanasan (dimasak) terlebih dahulu. 

Keunggulan lainnya, pisang talas tidak mudah lembek walaupun sudah sangat matang, sehingga dapat disimpan relatif lebih lama. Kulit pisang talas boleh saja menghitam karena terlalu masak atau lama disimpan, tetapi daging buahnya tetap padat. Ciri khas tampilan pisang talas yang mudah dikenali adalah ujung buah tetap berwarna hijau walaupun buahnya sudah sangat matang. 

Udah pernah coba pisang talas gak friends,pasti enak kan "!hmmmmm,deliciuos